A. Pendahuluan
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan berbagai aktifitas baik
fisik maupun psikis guna memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara
maksimal. Salah satu aktifitas itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk
menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh
manusia. Sejak manusia pertama ada, adalah sunatullah danya sifat untuk saling
bergantung dan melengkapi kebutuhan antara satu dengan yang lain, hal ini
dimaksudkan agar tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa
saling membutuhkan ini muncul keinginan untuk bekerja sama. Dari kerja sama ini
kemudian muncul keinginan untuk dapat mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi
tujuan kerja sama yang sejak awal dicitakan hingga terbentuklah satu sistem
manajemen yang disepakati untuk mengatur semua anggotanya.
Ilmu manajemen memberikan pemahaman
kepada kita tentang pendekatan atau tata cara penting dalam meneliti,
menganalisa dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan manajer. Pada manfaat
yang lebih besar, diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap rung lingkup
dan perkembangan teori manajemen.
Salah satu teori manajemen yang
berkembang adalah teori manajemen modern.
Dimasa sekarang ini, manusia selalu saling membutuhkan satu
sama lain agar tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling
membutuhkan ini muncul keinginan untuk bekerja sama dalam satu hal ataupun
lainnya. Dari kerja sama ini kemudian muncul keinginan untuk dapat mengatur,
merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang semula diharapkan. Oleh
karena itu dalam bekerja, kita dituntut untuk memilih seorang pemimpin untuk
mengambil suatu keputusan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Perkembangan teori menajemen terjadi saat ini adalah sangatlah pesat. Oleh karena itu , kita harus mempelajari tentang manajemen mengenai sasaran,dan bagaimana proses perkembangan teori-teori manajemen dan prinsip prinsip manajemen itu sendiri.).
Perkembangan teori menajemen terjadi saat ini adalah sangatlah pesat. Oleh karena itu , kita harus mempelajari tentang manajemen mengenai sasaran,dan bagaimana proses perkembangan teori-teori manajemen dan prinsip prinsip manajemen itu sendiri.).
B. Sejarah Munculnya
Teori Modern
Pada perkembangan peradaban manusia,
ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu
Eksakta, yaitu ilmu yang mempelajari setiap / seluruh gejala, bentuk dan
eksistensinya yang erat hubungannya dengan alam dan isinya secara universal
mempunyai sifat yang pasti serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu. Misal
Fisika, Kimia, Biologi.
2. Ilmu Sosial
/ Non Eksakta, yaitu ilmu yang memeplajari seluruh gejala manusia dan
eksistensinya dalam hubungannya setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Misal ekonomi, psikologi, hokum dan lain-lain.
3. Ilmu
Humaniora, yaitun kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni.
Missal seni tari, lukis, sastra, suara dan lain-lain.
Ilmu manajemen merupakan salah satu ilmu social yang mulai berkembang tahun
1800, dengan aliran atau teori klasik yang pertama kali muncul. Berkembangnya
teori klasik dengan banyak tokoh dan pandangan, masih memunculkan ketidakpuasan
bagi sekelompok dan tokoh yang lain sehingga muncul aliran atau teori baru
yaitu Neo-Klasik. Dan seiring perkembangan juga perubahan kebutuhan yang serba
cepat, praktis dan efisien, munculahl kembali aliran atau teori baru yaitu
manajemen modern.
Munculnya teori Modern lebih kepada aliran kuantitatif yang merupakan gabungan
dari Operation Research dan Management Science. Aliran ini merupakan
berkumpulnya para sarjana matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam
memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Pada awalnya tim sarjana yang
berasal dari Inggris dan Amerika Serikat, yang lebih dikenal dengan
sebutan “OR Tema” digunakan untuk memecahkan masalah pada saat perang. Dan
sesudah perang Dunia II tim ini dimanfaatkan untuk memecahkan masalah yang
ruwet dalam bidang industry, seperti bidang transportasi dan komunikasi.
Aliran ini juga memiliki kelemahan
karena kurang member perhatian pada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat
cocok digunakan untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat
menjawab masalah-masalah social individu seperti motivasi, organisasi dan
kepegawaian.
Kehadiran teknologi komputer,
membuat prosedur Operation Research lebih diformasikan menjadi aliran IImu
Manajemen Modern dan pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah
manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, dapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional bagi para manajer dalam membuat keputusannya.
Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam
berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash
flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber
daya manusia dan sebagainya. Meski dengan berkembangnya ilmu ini juga memiliki
sisi kelemahan.
Tokoh-tokoh dalam Aliran Modern
Manajemen modern berkembang dalam
dua aliran. Aliran pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan
manusiawi yang dikenal sebagai Perilaku Organisasi. Aliran kedua dibangun atas
dasar ilmiah dikenal sebagai aliran Kuantitatif (Operation Research dan
Management Science atau manajemen Operasi).
Perkembangan aliran Perilaku
Organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia
dan sistem social. Tokoh-tokoh aliran Perilaku Organisasi antara lain :
a. Abraham
Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego, dan
Hirarki Kebutuhan Manusia, dalama penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika
motivasi.
b. Douglas
McGregor, yang terkenal karena mengemukakan teori X dan teori Y.
c. Frederick
Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.
Frederick
Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua
faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi
dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan
kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa
cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat
tingginya.
d. Robert Blak
dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi
manajerial (managerial grid).
Menurut Blake dan Mouton, ada empat gaya kepemimpinan yang dikelompokkan
sebagai gaya yang ekstrim, sedangkan lainnya hanya satu gaya yang dikatakan
ditengah-tengah gaya ekstrims tersebut. Gaya kepemimpinan dalam managerial gris
itu antara lain sebagai berikut:
a. Gris 1. manager sedikit sekali usahanya untuk memikirkan orang-orang yang
bekerja dengan dirinya, dan produksinya yang seharusnya dihasilkan oleh
organisasinya. Dalam menjalankan tugas manager dalam gris ini menganggap
dirinya sebagai perantara yang hanya mengkominikasikan informasi dari atasan
lepada bawahan.
b. Gris 2. Manager mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan
baik produksinya maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia mencoba
merencanakan semua usaha-usahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada
produksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Manager yang
termasuk gris ini dapat dikatakan sebagai “manager tim” yang riel (the real
team manager). Dia mampu untuk memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan
kebutuhan=kebutuhan orang-orang di organisasinya.
c. Gris 3. Ini gaya kepemimpinan dari manager, ahíla mempunyai rasa tanggung
jawab yang tinggi untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam
organisasinya. Tetapi
pemikirannya mengenai produksi rendah. Manager semacam ini sering dinamakan pemimpin
club (the Country club management), Manajer ini berusaha menciptakan
suasana lingkungan yang semua orang bias bekerja rilek, bersahabat, dan bahagia
bekerja dalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak ada satu orang pun
yangmau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi guna mencapai tujuan
organisasi.
d. Grid 4. Ini kadangkala manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan
tugas secara otokratis (autocratictask managers). Manager semacamini
hanya maua memikirkan tentang usah peningkatan efisiensi pelaksanaan verja,
tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada orang-orang yang
bekerja dalam organisasinya.dan lebih dari itu gaya kepemimpinannya lebih
menonjolkan otokratisnya.
e. Gris 5. Dalam hal ini manager mempunyai pemikiran yang médium baik pada
produksi maupun pada orang-orang. Dia berusaha mencoba menciptakan danmembina
moral orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang di pimpinnya, dan produksi
dalam tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Dia tidak menciptakan
target terlampau tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik hati mendorong
orang-orang untuk bekerja lebih baik.
Ada beberapa prinsip dasar penting yang disimpulkan dari pendapat para tokoh-tokoh manajemen modern, yaitu sebagai berikut :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip)
2. Organisasi sebagai keseluruhan dan pendekatan menejer individual untuk pengawasan sesuai dengan situasi
3. Manajemen harus sistematik dan
pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati- hati
4. Pendekatan motivasional yang
menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
ALIRAN KUANTITATIF
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi (operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset operasi inggris dalam perang dunia ke II. Rist operasi kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science yang berfungsi untuk penganggaran modal , manajemen aliran kas,scheduling produksi, pengembangan strategi produksi , perencanaan pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persedian yang optimal dan sebagainya.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya
sebagai berikut:
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model matematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari
model.
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5. Penetaoan pengawasan atas hasil-hasil.
6.Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu teori yang dapat diterapkan secara universal dalm segala situasi. Perkembangan teori manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi yang berubah secara dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan-perbedaan tersebut melalui strategi manajerial memberi kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota-anggota organisasi. Aliran Kuantitatif juga mengenal dua pendekatan untuk memudahkan manajemen berfungsi, pendekatan itu yaitu pendekatan sistem dan pendekatan kontingensi
1. PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan system member manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Sistem pendekatan adalah sangat mendasar sehingga segala sesuatu adalah saling berhubungan tau saling tergantung. Suatu sistem terdiri dari elemen elemen yang saling tergantung dan saling berhubungan dan bila elemen tersebut berinteraksi maka membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh. Pendekatan sistem dalam manajemen artinya memandang organisasi sebagai suatu satu kesatuan yang menyeluruh, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya sistem merupakan sub sistem-sub sistem yang saling berhubungan dan saling bergantung.
Manajemen memandang sistem sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka. Manajemen sistem tertutup mememusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan perintah, rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan sistem terbuka mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.
2. PENDEKATAN KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas seorang menejer adalah mengidentifikasikan eknik mana , pada situasi tertentu , dibawah keadaan tertentu , dan pada waktu tertentu dana akan membawa pencapaintujuan manajemen.
Pendekatan ini memandang bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasi teknik mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda , karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variabel-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.
Didalam teori manajemen modern ini perkembangannya sudah
semakin pesat. Bagaimana mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
kompleks dapat menjadi baik dan dapat dipecahkan. Dalam perkembangannya
teknologi yang dapat membantu untuk menangani masalah yang ada. Seperti komputer, dengan adanya komputer mereka dapat
menganalisis dan memecahkan masalah, terutema bagi manager untuk membuat suatu
keputusannya. Teknik-teknik
ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan
produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan
sebagainya. Meski dengan berkembangnya ilmu ini juga memiliki sisi kelemahan.
Dengan sudah majunya berbagai macam-macam aplikasi dan teknologi yang ada
mempermudah kerja para manager dan organisasinya.
Ilmu manajemen modern memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan
atau tata cara penting dalam meneliti, menganalisa dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan manajer.
Dalam hal ini pendapat Robert Blak dan Jane Mounton, pada gris 2,
mempunyai gaya kepemimpinan manager yang baik. Bahwa manager mempunyai rasa
tanggung jawab yang tinggi untuk mau memikirkan orang-orang yang bekerja
dengannya dan produksinya yang direncanakannya. Manager perduli, tidak hanya
bersikap seenaknya hanya memerintah orang-orang yang bekerja. Bahkan manager
dapat memadukan kebutuhan-kebutuhan produksinya dan kebutuhan organisasinya
agar mencapainya suatu keberhasilan bukan kegagalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar