Minggu, 30 Desember 2012

Hewan Langka di Indonesia


Hewan Langka di Indonesia

Indonesia sangat kaya dengan flora dan fauna yang sebenarnya tergolong langka di dunia. Biasanya di setiap negara, termasuk Indonesia mempunyai Undang-Undang yang mengatur tentang perlindungan Hewan Langka. Karena kalau tidak dilindungi dikhawatirkan julahnya akan semakin berkurang atau bahkan punah.
Sebagai hewan yang dilindungi di indonesia, keadaannya harus selalu kita jaga agar hewan-hewan ini bisa tetap ada di tempat yang seharusnya. Akhir-akhir ini keberadaan hewan langka ini sangat terancam karena banyak sekali orang yang memburunya untuk kepentingan tertentu. Hal ini akan membuat keberadaan hewan semakin berkurang dan berkurang
Berikut ini beberapa jenis hewan langka yang ada di Indonesia:
1.      Orang Utan
hewan ini memiliki rambut yang lebih panjang daripada jenis kera yang lain. Makanan utamanya buah-buahan. Wilayah penyebarannya di dataran rendah dan hutan hujan tropis serta dataran rendah Kalimantan.
2.      Badak Bercula Satu
merupakan hewan pemakan tumbuhan (herbivora) dan memiliki indra penciuman yang sangat tajam. Bisa ditemukan di Ujung kulon, banten.
3.      Badak  Bercula Dua
Definisi dan deskripsi sama seperti badak bercula dua diatas, namun wilayah penyebarannya hanya bisa ditemukan di Sumatera.
4.      Musang Congkok
bisa ditemukan di hutan pegunungan dan perbukitan di Aceh dan Sumatera Barat. Berat badannya sekitar 5kg dan panjang tubuh bisa mencapai 71cm. Sejenis hewan pemburu. Suka memanjat pohon dan senang berburu mamalia kecil dan serangga.
5.      Singapuar
merupakan primata terkecil di dunia. Panjang tubuhnya hanya sekitar 12-15cm dengan berat 80-140 gr. Memiliki ukuran mata yang sangat besar (melebihi ukuran otaknya) namun hanya bisa melihat di malam hari. Perilaku sangat mirip denganburung hantu. Penyebarannya di Sumatera bagian Selatan dan Tenggara, Kepulauan Riau, dan Kalimantan.


6.      Belida
Ciri khas ikan ini berupa bentuk tubuh yang menyerupai pisau dengan berat rata-rata 1kg dan panjang tubuh 87,5 cm. Makanan utamanya berupa anak ikan dan udang. Bisa ditemukan di perairan tawar Jawa dan Kalimantan.
7.      Harimau Sumatra
sampai saat ini jumlahnya tidak lebih dari 500 ekor. Wilayah penyebarannya di sumatera. Semakin berkurang jumlahnya karena terancam perburuan dan penebangan hutan.
                 
8.      Anoa
merupakan mamalia berkuku genap. Sekilas perawakan anoa mirip kambing tetapi ukuran tubuhnya lebih besar. Pada kepala Anoa terdapat tanduk runcing yang panjangnya bisa mencapai 30 cm. Daerah penyebarannya di wilayah Sulawesi.
9.      Elang Jawa
Merupakan Hewan pemangsa dengan bentuk fisik yang khas. Penyebarannya taman nasional gede pangrango, taman nasional gunung halimun, taman nasional alas purwo, taman nasional muara betiri, taman nasional baluran, gunung kawi, gunung anjasmoro, gunung salak, dan gunung slamet. jumlah populasinya saat ini hanya sekitar 250 - 300 ekor. Burung ini baru mencapai dewasa setelah 3-4 tahun dan hanya bertelur sebutir selama 2-3 tahun.

10.  Babi Rusa
hewan ini gemar makan buah-buahan , tumbuhan, jamur, dan daun-daunan. Taringnya sangat panjang dan mencuat keatas, berguna untuk melindungi matanya dari duri dan rotan.Saat ini populasinya sangat sedikit dan penyebarannya terdapat di pulau Sulawesi, maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya.

11.  Burung Merak
Hewan berikutnya adalah Burung merak. Burung merak adalah burung yang saat ini sangat sulit kita jumpai. Burung ini memang sangat indah dan akan membuat orang yang melihat ingin sekali memilikinya. Tapi Hewan ini hampir punah, dan hewan ini sangat dilindungi oleh pemerintah. Hewan ini hidup di hutan terbuka yang memiliki padang rumput luas. Keberadaan hewan ini tak hanya ada di indonesia melainkan ada juga di negara lain seperti china, India dan Malaysia. Burung Merak memakan aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba, cacing dan kadal kecil.

Hutan

 
HUTAN
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan pepohonan dan tumbuhan yang sangat lebat. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas didunia dan berfungsi penampung karbon dioksida, habitatnya hewan, pelestarian tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang terbesar diseluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik didaerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan di pulau kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lainnya yang menempati daerah yang cukup luas.
Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas. Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat yang berbeda daripada daerah diluarnya. Jika kita berada dihutan hujan tropis rasanya seperti masuk kedalam ruang sauna yang hangat dan lembab yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsure tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.
Di seluruh dunia, hutan-hutan alami sedang dalam krisis. Tumbuhan dan binatang yang hidup didalamnya terancam punah. Dan banyak manusia dan kebudayaan yang menggantungkan hidupnya dari hutan juga sedang terancam. Tapi tidak semuanya merupakan kabar buruk. Masih ada harapan untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan menyelamatkan mereka yang hidup dari hutan.Hutan purba dunia sangat beragam. Hutan-hutan ini meliputi hutan boreal-jenis hutan pinus yang ada di Amerika Utara, hutan hujan tropis, hutan sub tropis dan hutan magrove. Bersama, mereka menjaga sistem lingkungan yang penting bagi kehidupan di bumi. Mereka mempengaruhi cuaca dengan mengontrol curah hujan dan penguapan air dari tanah. Mereka membantu menstabilkan iklim dunia dengan menyimpan karbon dalam jumlah besar yang jika tidak tersimpan akan berkontribusi pada perubahan iklim.


perusahan karet


Perusahaan Karet
KARET
Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Hevea braziliensis. Tanaman karet mula-mula ditemukan di lembah-lembah sungai Amazone (Brazil). Ketika Christophel Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1476, dia tercengang melihat penduduk setempat (suku Indian) bermain bola dengan menggunakan suatu bahan yang dapat memantul bila dijatuhkan ke tanah. Bola tersebut terbuat dari campuran akar, kayu, rumput, dan bahan (lateks) yang kemudian dipanaskan diatas api dan dibulatkan menjadi bola. Jauh sebelum tanaman karet ini populer, penduduk asli diberbagai tempat seperti Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga menghasilkan getah. Getah ini dihasilkan dari tanaman Castillaelastica (family moraceae). Tanaman tersebut tidak dimanfaatkan lagi karena kalah tenar dibandingkan tanaman karet. Di Indonesia sendiri tanaman karet dicoba dibudidayakan pada tahun 1876 di ditanam pertama kali di Kebun Raya Bogor.


Tanaman karet dapat tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 15 - 25 meter. Batangnya biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan diatas. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai anak daun utama 3 - 20 cm. Panjang tangkai anak daun 3 - 10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jumlah biji biasanya ada 3 - 6 buah sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dan memiliki kulit yang keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Tanaman karet adalah tanaman dengan sifat dikotil sehingga akar tanaman ini merupakan akar tunggang (masih ingat pelajaran IPA waktu SD kan?). Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar.

Kondisi Bahan Baku (Kuantitas, Kualitas dan Kontinuitas)
Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada perkebunan besar hal ini tidak begitu menjadi masalah. Bahan baku yang berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat bervariasi kualitasnya.
Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan pengawasan pada tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan.
  1. Bobot atau isi lateks : Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember pengumpul ke dalam ember-ember takaran melalui sebuah saringan kasar dengan ukuran lubang 2 mm, maksudnya untuk menahan lump yang terjadi karena prakoagulasi.
  2. Kadar Karet Kering (KKK) : Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat penting dalam usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap.
Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, sebagai berikut.
  1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-lain).
  2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan lateks tidak stabil).
  3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat).
  4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu).
  5. Kualitas air dalam pengolahan.
  6. Bahan-bahan kimia yang digunakan.
  7. Komposisi lateks.

·      Teknik Produksi
Ø Fabrikasi / Pengubahan
Pabrik karet mengolah, mengubah, mendesain, mengembangkan beberapa macam produk cetakan dan juga kompan karet untuk industri karet apapun industri lainnya. Bahan yang dipakai dalam pengolahan karet berasal dari karet alam maupun karet sintetis termasuk custom fluorocarbon (viton) untuk aplikasi khusus. Dengan pengalaman yang cukup, produk karet yang dihasilkan oleh, dapat disesuaikan dengan berbagai macam kebutuhan karet industri, mesin industri ataupun aplikasi karet dibidang lain sesuai dengan permintaan pelanggan termasuk diantaranya semua barang karet, kompon karet, aplikasi karet untuk kaca, karet fender, karet lining, mangkuk karet, selang silicon food grade, karet ring,dll.

 Dengan melihat prospek karet dan berbagai macam kebutuhan akan karet yang luas diberbagai bidang industry, maka pabrik pengolahan karet berusaha memproduksi dan menjual berbagai jenis kebutuhan karet. Hal ini memberikan solusi yang tepat pada berbagai bidang yang terkait antara lain pabrik alat mekanikal/elektronik, makanan dan farmasi, hidrolik dan pneumatic, sanitasi pengaturan panas dan udara, semi konduktor, konstruksi, souvenir seperti gelang silicon untuk keperluan produksi,dll.


·      Proses Produksi
Ø Continous Production (selalu berproduksi)
Estimasi Produksi
Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan, kesesuaian lahan dan agroklimatologi, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, sistem dan manajemen sadap, dan lainnya. Dengan asumsi bahwa pengelolaan kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteria yang dengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet diatas, maka estimasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan setempat.

Fantastis dan spektakuler! Inovasi yang dilakukan UBS Bengkulu di kebun Padangpelawi menuai hasil yang mengagumkan. Inilah kali pertama dalam sejarah, tanaman karet usia 3 tahun 3 bulan sudah matang sadap. Si “Bongsor” seluas 40 hektare itu diharapkan mampu meneteskan getahnya rata-rata di atas 2.000 kg per hektare per tahun.
Dunia perkebunan karet memasuki babak baru. Jika selama ini rata-rata tanaman karet baru matang sadap (lilit batang lebih 45 cm dengan ketebalan kulit lebih 7,7 cm) rata-rata di atas usia lima tahun, PTPN VII Unit Bisnis Strategis (UBS) Bengkulu berhasil meraih rekor baru. Karet yang ditanam pada Januari 2004, pada April 2007 sudah memenuhi syarat untuk disadap.
Acara buka sadap pertama di Afdeling II Unit Usaha Padangpelawi tersebut dihadiri langsung Direktur Utama PTPN VII Andi Punoko, didampingi Direktur Produksi Erwin Nasution dan Direktur Pemasaran dan Rencana Pengembangan Gatot Bintoro, Komisaris Utama Subagyono bersama anggota Dewan Komisaris, para Manajer Bagian Kandir, dan seluruh manajer unit usaha di Bengkulu.
Buka sadap diawali dengan pemotongan tumpeng oleh Komisaris Utama Subagyono, kemudian diserahkan kepada Dirut Andi Punoko, dan selanjutnya diserahkan kepada Sunardi sebagai penyadap. Berikutnya Pak Dirut dan Pak Komisaris Utama memulai sadap pertama, dilanjutkan petugas penyadap.
Dalam laporannya, Manajer Distrik UBS Bengkulu Sugono Waryanto menjelaskan lahan 40 hektare yang kini menjadi kebun karet siap sadap tersebut mulanya berupa semak belukar. Lahan milik PTPN VII itu pun sebagian besar diokupasi masyarakat. Dalam budidaya, Kuncinya pada akar dan daun. Karena itu, diterapkanlah sistem kecrok pada pemupukan dan model sanggul untuk merangsang percabangan. Kombinasi perbaikan pada akar dan daun menjadikan pertumbuhan sempurna sehingga tanaman pun bongsor.
Adanya biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tersebut, hingga Maret 2007 Waktu itu produksi kebun rata-rata tak sampai 500 kg per ha per tahun. Karena itu, jika selama lima tahun terakhir (2001—2006) pertumbuhan rata-rata (baik aset, produksi, maupun lainnya) bisa mencapai 15%, lima tahun ke depan harus mampu tumbuh di atas 20%. “Kalau lima tahun ini dengan kerja biasa-biasa saja sudah bisa tumbuh 15%, dengan perubahan mendasar di berbagai bidang kita yakin bisa tumbuh 20%. Dengan pertumbuhan 20%, size kita bisa dua kali lipat lebih besar. Produktivitas karet Indonesia rata-rata hanya 800 kg per ha per tahun (PTPN 1.400 kg), sementara Thaliand rata-rata 2.000 kg per ha dan Vietnam bisa mencapai 3.000 kg per ha. Jadi, tantangan kita pada usaha meningkatkan produktivitas. Sementara harga karet diperkirakan akan tetap stabil, apalagi kini permintaan ke Cina terus meningkat.
Banyaknya permintaan terhadap karet, membuat prabik karet terus berproduksi untuk terus mengolah bahan-bahan yang diperlukan oleh masyarakat lainnya. Oleh sebab itu perusahaan karet selalu berproduksi. Dan banyak petani karet yang rutin untuk mengambil getah karet untuk diproduksi. Banyaknya barang yang dibutuhkan oleh masyarakat membuat kebutuhan karet terus meningkat, sehingga karet dapat dijadikan usaha yang baik karena sangat menguntungkan produsen, pabrik meupun perusahaan karet. Banyaknya usaha-usaha yang membutuhkan karet. Misalnya dalam usaha bengkel, industry rumah tangga, pasar, dan beberapa toko yang ada. Permintaan akan kebutuhan karet akan semakin meningkat dan semakin banyak produkvitas karet di Indonesia. Karet merupakan bahan mentah yang dapat dijadikan bahan jadi yang berbagai rupa. Maka dari itu kebutuhannya meningkat dan banyaknya produksi karet di Indonesia dan memberikan keuntungan yang menjamin untuk negaranya sendiri.